Tuesday 30 October 2012

Syaithonnnnn... dan waktu...

Hari ini di tempat kerja tamat program sembelihan. Semoga penghayatan ibadah korban menyerap ke setiap pelosok.
Sebuah pengorbanan yang tidak terjangkau... Menuntut diri berfikir, menghayati dan perlu juga berusaha menginterpretasi... mengaplikasi. Ishhhhhhh terasa amat jauh... kerdil
...
...
...

Dari tadi saya tertunggu-tunggu... tercongok menanti. Dia dok main 'aci lut' pulak... Sat ada sat hilang. Empat lima kali login, baru dapat masuk data untuk tiga orang. Penantian amat memenatkan... letih otak. Masa pun terbang...
  aik? hilang lagi...
'Sila tungu sebentar' bermaksud tunggu sebentar... kemudian tunggu lagi sebentar dan sebentarrrrrrrr...

"La... hilang lagi..."
"Nae... Kak Nas buat kat rumah pun macam tu... Tapi, dah tau waktu loading yang laju, pantas... Jam 6-7 petang lebih... Lajjjuuuuuu la..."
"mungkin semua berenti sembahyang kot..."
"waktu tu memang... Kalau dok main game, masa tulah menang saja... Haha... Syaithonnnnnn sungguh..."
Kadang-kadang macam betulkan? ...
...
...
...


Rasa pening dan mahu cepat selesaikan. Insyaallah...


Thursday 4 October 2012

peringatan untuk diri...


Memetik kata-kata seorang cerdik pandai ahli akademik dalam majlis ilmu... minggu lalu.
“Kembalilah kepada peradaban guru yang sebenar”

Ya, sepenuh hati... saya ingin!!!

Seruan ikhlas dari seorang ilmuan yang juga berada dalam kelompok pendidikan. Malah, lebih tinggi, lebih luas ilmu dan kepakarannya. Seruan secara tidak langsung bila mengulas bajet 2013... selingan sebagai pencerah minda.

Katanya, Jumaat itu warga pendidik pasti ‘pasang telinga’. Ia benar...hakikat! Terpulang kepada kami pendengar ketika itu untuk merasakan ia sinis atau apa. Kami orang dewasa yang pasti matang dan faham maksud kata-katanya. Yang pasti saya tidak merasakan kata-kata itu salah... sebab ia satu luahan, seruan ingatan yang penuh ikhlas dan ia perlu!

Ya, kembali kepada peradaban guru yang sebenar!

Ia amanah... Sentiasa mendoakan diri sendiri dipermudahkanNYA dalam segala... mudahkan pemahaman anak-anak pelajar, lembutkan hati mereka... dan “Ya, Allah, jadikanlah diriku seorang guru yang amanah dalam menjalankan tanggungjawab...”. Doa ini sering... Namun, kadangkala diri mungkin alpa... dan semangat semakin luntur dengan situasi ‘yang menyesakkan’. Dunia pendidikan kini amat mencabar. Ini juga benar!

Katanya, jika kita tidak menjadi ‘guru yang sebenar’, Mereka diluar berhak mempersoalkan... berhak!
“kami bayar cukai untuk pembangunan pendidikan... kami berhak bercakap”
Memandang ke depan. Ya, anggukan kecil rata-rata pendengar tanda menyetujui... 


Ia seruan, ingatan untuk diri saya... Semoga semangat tak pernah padam!
.
.
.
.
.

Sekadar cakap-cakap bersama rakan:
Bila melihat golongan petani, nelayan dan pekerja yang berpendapatan kurang daripada RM800 sebulan, kami berandai-andai... Alangkah nikmatnya jika imbuhan-imbuhan yang diumumkan itu diharmonikan dan diterjemahkan untuk dinikmati oleh semua masyarakat dalam jangka masa panjang... nikmat bercambah... meluas untuk semua!
Coretan ini bukan rungutan orang tidak tahu bersyukur atau rasa diri hebat... Ia ‘Peringatan untuk diri’



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...